Assalamu'alaikum.Wr.Wb | Selamat Datang Di www.ahbab-arrasul.blogspot.com |Blog Pecinta Rasulullah SAW
Ahlan Wasahlan Di Blog Pecinta Rasulullah SAW

Pengajian TGH.Mahmud Yasin,QH

Rabu, 31 Desember 2014 | 0 komentar


Assalamu'alaikum.wr.wb. saudara-saudaraku seiman dan seagama, semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat wal-afiyah dan tetap dalam keadaan beriman taqwa mengiringi perjuangan guru besar kita AL-Magfurulahu Maulana Syaikh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid AL-Anfanani. Begitu juga semoga kita mendapat barokah dari guru kita tercinta TGH.Mahmud Yasin,QH.

TGH.Mahmud Yasin,QH Lahir di Teratak Kecamatan Batukliang-Lombok Tengah,Nusa Tenggara Barat pada tahun 1948 M. dan beliau wafat pada hari sabtu tanggal 5 Januari tahun 2013 dan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga beliau di samping bangunan pondok pesantren yang beliau dirikan pada hari ahad tanggal 6 januari 2013.

di bawah ini adalah Postingan pengajian beliau dalam format mp3 yang sengaja kami publikasikan supaya para murid dan pencinta beliau dapat mengenang beliau walaupun dalam bentuk suara pengajian beliau waktu hayatnya. selengkapnya mp3 pengajian beliau dapat didownload dengan mengklik link download yang ada di bawah ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua di dunia dan akhirat. amin ya robbal alamin
  1. TGH.Mahmud Yasin,QH-Nuzul Qur'an part 1.
  2. TGH.Mahmud Yasin,QH-Nuzul Qur'an part 2.
  3. TGH.Mahmud Yasin,QH-Keistimewaan Asmaul husna.
  4. TGH.Mahmud Yasin,QH-Tasyakkur Umroh 2012
  5. TGH.Mahmud Yasin,QH-Kelebihan Hari Asyuro'
  6. TGH.Mahmud Yasin,QH-Hikmah Maulid Nabi
  7. TGH.Mahmud Yasin,QH-Keistimewaan Rasulullah saw  
  8. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengantar Pengajian Hultah NWDI ke 72
  9. TGH.Mahmud Yasin,QH-Keistimewaan Doa pusaka part 1 
  10. TGH.Mahmud Yasin,QH-Keistimewaan Doa pusaka part 2
  11. TGH.Mahmud Yasin,QH-Ke NW-an-rahasia ma'had 
  12. TGH.Mahmud Yasin,QH-Ke NW-an- Kajian wasiat 1
  13. TGH.Mahmud Yasin,QH-Ke NW-an- Kajian wasiat 2
  14. TGH.Mahmud Yasin,QH-Sebab jatuhnya Bani Isro'il
  15. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengajian Maulid Nabi SAW Bagian 1
  16. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengajian Maulid Nabi SAW Bagian 2
  17. TGH.Mahmud Yasin,QH- Pengajian Maulid Nabi SAW Tahun 1423 H
  18. TGH.Mahmud Yasin,QH- Pengajian Hultah NWDI Ke 66
  19. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengajian Tauhid A
  20. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengajian Tauhid B
  21. TGH.Mahmud Yasin,QH-Maulid Nabi SAW 1999 A
  22. TGH.Mahmud Yasin,QH-Maulid Nabi SAW 1999 B 
  23. TGH.Mahmud Yasin,QH- Ilmu Dan Amal
  24. TGH.Mahmud Yasin,QH-Pengajian di Aula Anjani bersama TGH.Ruslan Zain
  25. TGH.Mahmud Yasin,QH-
  26. TGH.Mahmud Yasin,QH-
  27. TGH.Mahmud Yasin,QH-  
Para sahabat pecinta dakwah islam yang berbahagia, pengajian AL-Marhum guru kita tercinta TGH.Mahmud Yasin,QH yang lainnya masih dalam proses. yang mau download, silahkan download yang ada saja dulu. yang lain insyaallah nanti belakangan. Wallohul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrosyad wassalamu'alaikum. wr. wb

Catatan :
- Kalau sekiranya ada link downloadnya yang rusak, mohon tinggalkan komentarnya biar saya segera
   perbaiki atau konfirmasi ke My Facebook

Baca Selengkapnya

Tanda – Tanda Husnul Khotimah

| 0 komentar



1. MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT KETIKA WAFAT

Diantara hadits-hadits yang menunjukkan hal itu adalah:

Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda yang artinya:
"Barang siapa yang pada akhir kalimat­nya mengucapkan 'La ilaha illallah'-tiada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar selain allah- maka ia dimasukkan ke dalam surga."
HR. Hakim dan selainnya dengan sanad hasan dari sahabat Mu’adz رضي الله عنه Dan dari jalan lain yang juga berasal darinya (Mu’adz رضي الله عنه) dengan lafazh:

مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوْتُ وَهِيَ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنِّيْ رَسُولُ اللهِ, يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَـهَا

"Tidaklah satu jiwa meninggal dunia dan ia bersaksi bahwa tidak ada ilah yang ber­hak diibadahi dengan benar kecuali Alloh semata dan bersaksi bahwasanya aku ada­lah utusan Alloh, yang demikian itu berasal dari hati yang yakin, melainkan Alloh akan memberikan ampunan padanya."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ah­mad, dan selain keduanya. Dishohihkan oleh Ibnu Hibban dan menurutku (Syaikh al-Albani) sanad hadits ini adalah hasan, sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam ash-Shohiihah (no. 2278).

Hadits ini mempunyai syahid (penguat) dari hadits Abu Huroiroh رضي الله عنه dan telah disebutkan dalam bab at-Talqin paragraf pertama, hal, 10. (Kitab Ahkamul Janaiz).

Hadits Kedua:

Dari Tholhah bin 'Ubaidillah رضي الله عنه dia berkata, "'Umar melihat Tholhah bin 'Ubaidillah merasakan sakit yang parah, kemudian dia bertanya, 'Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Fulan? Apakah isteri pamanmu menyakitimu?' Dia berkata 'Tidak (dan dia memberikan pujian kepada Abu Bakar), hanya saja aku pernah mendengar satu hadits dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan tidak ada sesuatu pun yang meng­halangiku untuk bertanya kepada beliau mengenai hadits itu kecuali kemampuan di atasnya sehingga beliau meninggal. Aku mendengar beliau bersabda yang artinya:

"Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat, tidaklah seorang hamba meng­ucapkannya ketika hendak meninggal melainkan warnanya akan menyinarinya (dia akan tampak cerah) dan Alloh melepaskan kesusahannya"

Tholhah berkata, "Maka 'Umar berkata, 'Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu!' Tholhah berkata, 'Kalimat apakah itu?' 'Umar berkata, 'Tahukah engkau satu kalimat yang lebih agung dari kalimat yang beliau perintahkan kepada pamanmu ketika hendak mening­gal adalah: Laa ilaaha illallah.' Tholhah berkata, 'Engkau benar, demi Alloh itu­lah kalimat tersebut.'"

2. KETIKA WAFAT DAHINYA BERKERINGAT

Ini berdasarkan hadits dari Buraidah ibnul Khasib رضي الله عنه. Adalah Buraidah, dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang tengah sakit, namun didapati­nya ia telah wafat, dan terlihat pada jidatnya berkeringat, kemudian ia berkata, "Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ

'Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahi­nya.'"
HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim, ath-Thayalusi dan Abu Nu’aim. Hakim berkata Shohih berdasarkan syarat Muslim dan disepakati Adz-Dzahabi.
3. WAFAT PADA MALAM JUM'AT ATAU HARI JUM'AT
Hal ini berdasar­kan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم,

'Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali pastilah Allah meng­hindarkannya dari siksa kubur."

HR. Imam Ahmad dan al-Fasawi didalam al-Ma’rifah melalui dua jalan dari Abdullah bin Amr, dan at-Tirmidzi dari salah satu jalan. Dan hadits ini mempunyai syahid dari sahabat Anas dan Jabir bin abdullah dan selain keduanya. Hadits ini hasan atau shohih dengan seluruh jalan periwayatannya.
4. MATI SYAHID DALAM MEDAN PERANG
 Mengenai hal ini Allah عزّوجلّ berfirman:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ. فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ. يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ



"janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Ali Imran: 169-171)

Adapun hadits-hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم yang berkenaan dengan masalah ini sangat banyak dijumpai, di antaranya adalah sebagai berikut.
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda

لِلشَّهِيْدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ الْفَزَعَ الْأَكْبَرَ، وَيُحَلَّى حِلْيَةَ الْإِيْمَانِ، وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِيْنَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ

"Bagi orang yang mati syahid ada enam keistimewaan yaitu, diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya di dalam surga, di­lindungi dari azab kubur dan terjamin keamanannya dari mala­petaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memberikan syafa'at bagi tujuh puluh orang kerabatnya." (HR at-Tirmidzi dan menshohihkannya, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Seorang sahabat Rasulullah صلي الله عليه وسلم berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan berkata, Wahai Rasulullah, mengapa orang mukmin mengalami fitnah di kuburan mereka kecuali yang mati syahid?' Beliau menjawab,:
'Cukuplah ia meng­hadapi gemerlapnya pedang di atas kepalanya sebagai fitnah.'" (HR an-Nasa'i dan sanadnya shohih)

Catatan
Dapatlah memperoleh mati syahid asalkan permintaannya benar-benar muncul dari lubuk hati dan dengan penuh keikhlasan, kendati­pun ia tidak mendapat kesempatan mati syahid dalam peperangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:

مَنْ سَأَلَ الله الشُّهَادَةَ بِصِدْقِ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَي فِرَاشِهِ
"Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati di atas ranjangnya." (HR Imam Muslim dan al-Baihaqi)




Baca Selengkapnya

Kepemimpinan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

| 0 komentar


Kesuksesan perjuangan seseorang tokoh atau pemimpin banyak ditentukan oleh pola kepemimpinannya. Kearifan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya akan menentukan keberhasilan perjuangannya.

Perjuangan dan kepemimpinan merupakan dua hal yang saling mengkait, karena perjuangan itu akan berhasil baik, apabila pola pendekatan yang dipergunakan dalam kepemimpinan itu baik. Di samping itu, kepemimpinan yang arif dan bijaksana akan menghasilkan keberhasilan perjuangan.

Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal sebagai ulama' besar di Indonesia karena ilmu yang dimiliki sangat luas dan mendalam. Demikian juga charisma beliau sebagai sosok figure ulama demikian besar. Beliau adalah tokoh panutan yang sangat berpengaruh karena kearifan dan kebijaksanaannya. Perjuangan dan kepemimpinan beliau senantiasa diarahkan untuk kepentingan umat. Penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa kepadanya terutama kepada guru-guru beliau diwujudkan dalam bentuk yang dapat memberikan manfaat kepada umat.

Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa penghargaaan beliau kepada mahaguru yang paling dicintai dan disayangi. Maulana Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath diwujudkan dalam bentuk pondok pesantren Hasaniyah NW di Jenggik, Lombok Timur. Penghargaan kepada mahagurunya Maulana Syaikh Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi diwujudkan dalam bentuk Pondok Pesantren Aminiyah NW di Bonjeruk Lombok Tengah, dan penghargaan kepada Mahagurunya Maulana al-Syaikh Salim Rahmatullah beliau sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur. Pola kepemimpinan yang beliau contohkan di atas hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wawasan ilmu yang dalam serta pemimpin yang memiliki kearifan dan kebijaksanaan.

Demikian pula tentang pendekatan yang beliau lakukan selalu bernilai paedagogik dalam arti mengandung nilai-nilai pendidikan. Beliau tidak mau bahkan tidak pernah bersikap sebagai pembesar yang disegani. Beliau selalu bertindak sebagai pengayom yang berada di tengah-tengah jama'ah dan senantiasa menempatkan diri sesuai dengan keberadaan dan kemampuan mereka. Demikian juga halnya di kala beliau memberikan fatwanya selalu disesuaikan dengan kondisi dan jangkauan alam pikiran murid dan santerinya.

Pembawaan dan sikap hidup beliau selalu menunjukkan kesederhanaan. Inilah yang membuat beliau selalu dekat dengan para warganya dan murid-muridnya dengan tidak mengurangi kewibawaan dan charisma yang beliau miliki. Keluhan yang disampaikan para warga dan muridnya ditampung, di dengar, dan dicarikan jalan penyelesaiannya dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan dengan tidak merugikan salah satu pihak.

Untuk melanjutkan dan mengembangkan perjuangan Nahdlatul Wathan di masa datang, beliau sangat mendambakan munculnya kader-kader yang memiliki potensi dan militansi, serta loyalitas yang tinggi, baik dari segi semangat, wawasan, maupun bobot keilmuan. Dalam banyak kesempatan beliau sering menyampaikan keinginannya agar murid dan santri beliau memiliki ilmu pengetahuan sepuluh bahkan seratus kali lipat lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan yang beliau miliki. Demikian motovasi yang selalu beliau kumandangkan supaya murid dan santri beliau lebih tekun dan berpacu dalam menuntut ilmu pengetahuan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Dalam menerima dan menghadapi para murid dan santeri serta warga Nahdlatul Wathan, beliau tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain. Semua murid dan santeri serta warga Nahdlatul Wathan di berikan perhatian dan kasih saying yang sama besarnya, bagaikan cinta dan kasih saying seorang bapak kepada anak-anaknya.

Yang membedakan murid dan santeri di hadapan beliau adalah kadar keikhlasan dan sumbangsihnya kepada Nahdlatul Wathan. Dan, untuk membina dan memonitor kualitas kader Nahdlatul Wathan, beliau mengeluarakan wasiat dalam bahasa Arab, yang artinya:

Dengan menyebut nama Allah dan dengan memuji-Nya semoga keselamatn tetap tercurah padamu, demikian pula rahmat Allah, keberkatan, ampunan dan ridha-Nya.

Anak-anak yang setia dan murid-muridku yang berakal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu disisiku ialah yang paling banyak bermanfaat untuk perjuangan Nahdlatul Wathan dan sejahat-jahat kamu disisiku ialah yang paling banyak merugikan perjuangan Nahdlatul Wathan.

Karena itu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga, berjuanglah kemudian berjuanglah di jalan Nahdlatul Wathan untuk mempertinggi citra agama dan negara. Niscaya kamu dengan kekuasaan Allah swt. Tergolong pejuang agama, orang saleh dan mukhlish baik pada waktu sendirian maupun pada waktu bersama orang lain.

Semoga Allah membukakan pintu rahmat untuk kami dan kamu dan semoga ia menganugerahi kami dan kamu serta para simpatisan Nahdlatul Wathan masuk surga dan nikmat tambahan yang tiada taranya, yaitu melihat zat-Nya dari dalam surga.

Demikianlah, wasiat ini dikeluarkan setelah terlihat beberapa kader dari kalangan alumni Madrasah NWDI, dan mereka yang sudah dibiayai beliau untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi keluar dari garis perjuangan oraganisasi. Tidak taat pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh beliau. Memang dalam rangka kaderisasi beliau banyak memberikan bantuan kepada alumni NWDI jdan orang-orang lain untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dengan nawaitu khusus dan perjanjian khusus pula, yaitu untuk setia membela dan memperjuangkan cita-cita NWDI, NBDI dan NW. Alhamdulillah banyaklah diantara mereka yang benar-benar menepati janjinya dengan tulus. Sebaliknya ada juga yang khianat pada janjinya, tidak malu merobek-robek nawaitu pengirimannya. Eksistensi dan aplikasi dari wasiat ini menjadi tolok ukur kualitas dan kader ketaatan serta keihklasan kader-kader Nahdlatul Wathan.

Di samping itu, untuk mempertegas Wasiat Renungan Masa I dan II berbahasa Indonesia dalam bentuk puisi. Wasiat Renungan Masa ini berisikan nasehat, fatwa dan pedoman bagi warga Nahdlatul Wathan dalam berjuang.


Lahirnya wasitat-wasiat tersebut merupakan konsekuensi logis dari pola kepemimpinan beliau yang selalu menekankan hubungan guru dan murid. Beliau adalah figur pemimpin yang selalu menekankan agar tetap terjalin dan terpelihara hubungan antara guru dan murid. Menurut prinsip beliau bahwa tidak ada guru yang membuang murid akan tetapi kebanyakan murid yang membuang guru.
Baca Selengkapnya

Lagu Perjuangan Nahdlatul Wathan

| 0 komentar


Assalamu'alaikum.wr.wb. selamat datang shobat di blog ilham jayadi, di bawah ini sengaja kami postingkan lagu-lagu perjuangan Nahdlatul Wathan baik karya pendiri Nahdatul wathan sendiri (TGKH.M.Zainudin Abdul Madjid) maupun karya para   pencinta dan simpatisan organisasi Nahdlatul wathan untuk mempermudah shobat-shobat dalam mengoleksinya.

Dengan menyimak isi dari Lagu-lagu perjuangan NW ini, mudah-mudahan semangat juang kita dalam menyebarkan ajaran islam semakin berkobar mengiring para ulama' dan para imam-imam kita terdahulu.

baiklah kami tidak mau panjang kalam, langsung aja download lagu perjuangan di bawah ini. bagaimane caranya ???  eeeehhh itu aja ditanyakan. biasa ja kok, tinggal klik link download di bawah ini dengan tanganmu. hehehe.... masak dengan tangan. ya dengan kursor mousenya lah. oke tafaddhol !!

  1. Abtadi'ul kalam. DOWNLOAD
  2. Anak Cucuku. DOWNLOAD
  3. Anjaniku. DOWNLOAD
  4. Anjani pilihan kita. DOWNLOAD
  5. Anti ya pancor. DOWNLOAD
  6. Banin Banat. DOWNLOAD lebih cepat download disini
  7. Bapak kiyai Hamzanwadi. DOWNLOAD
  8. Beguru Agama. DOWNLOAD
  9. Berkat Keramat. DOWNLOAD Atau DOWNLOAD NOW
  10. Benihan NW. DOWNLOAD
  11. Cepat Masuk Hizbullah. DOWNLOAD
  12. Cinta Maulana. DOWNLOAD atau DOWNLOAD
  13. Endak de bilin bapak hamzanwadi. DOWNLOAD
  14. Hijrah dari kalijaga. DOWNLOAD
  15. Imamuna Syafi'i DOWNLOAD
  16. Ingatlah sumpah dan bai'atmu. DOWNLOAD
  17. Intisari wasiat. DOWNLOAD
  18. Inak amaq-ku. DOWNLOAD
  19. Keistimewaan NW DOWNLOAD atau DOWNLOAD
  20. Keutamaan Anjani DOWNLOAD
  21. Ma'had Sumber Perjuangan. DOWNLOAD atau DOWNLOAD
  22. Maulana DOWNLOAD ATAU DOWNLOAD
  23. Mars Ma'had 48 DOWNLOAD
  24. Ma'had-ku DOWNLOAD ATAU DOWNLOAD 
  25. Ma'hadQ DOWNLOAD
  26. Nahnu Fityanul Ulum DOWNLOAD atau DOWNLOAD
  27. Nikah massal DOWNLOAD atau di sini (box.com) 
  28. Obat sakit Jahil DOWNLOAD
  29. Rindu Guru DOWNLOAD ATAU DOWNLOAD
  30. Sunnah Suruhan DOWNLOAD
  31. Surat waqi'ah Download
  32. Takriz AL-Magfuru lah DOWNLOAD
  33. Tragedi wanasaba DOWNLOAD
  34. Pandai-pandai memilih Guru DOWNLOAD atau DOWNLOAD
  35. Wahai Santri DOWNLOAD
  36. Ya Fata Sasak. DOWNLOAD
  37. Ya Man yarumul 'ula DOWNLOAD
  38. Dikala Dahsyatnya DOWNLOAD
  39. Peringatan dengan toak DOWNLOAD
  40. Ya dzal jalali wal ikrom  DOWNLOAD
  41. Wasiat Renungan Masa 1 DOWNLOAD
  42. Wasiat Renungan Masa 2 DOWNLOAD
  43. Wasiat Renungan Masa 3 DOWNLOAD
  44. Mars Zikrol 48 DOWNLOAD


Sekian dan terima kasih, wallohul muwaffiqu wal hadi ila sabilirrosyad wassalamu'alaikum.wr.wb
Baca Selengkapnya

Pendidikan Syaikh Zainuddin Abdul Madjid

| 0 komentar


Pengembaraan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menuntut ilmu pengetahuan berawal dari pendidikan dalam keluarga, yakni dengan belajar mengaji [membaca Al-qur'an] dan berbagai ilmu agama lainnya, yang diajarkan langsung oleh ayahnya, yang dimulai sejak berusia 5 tahun.

Pendidikan Lokal

Setelah berusia 9 tahun, ia memasuki pendidikan formal yang disebut Sekolah Rakyat Negara, hingga tahun 1919 M. Setelah menamatkan pendidikan formalnya, beliau kemudian diserahkan oleh ayahnya untuk menuntut ilmu agama yang lebih luas dari beberapa Tuan Guru lokal, antara lain TGH. Syarafudin dan TGH. Muhammad Sa'id dari Pancor serta Tuan Guru Abdullah bin Amaq Dulaji dari desa Kelayu, Lombok Timur. Ketiga guru agama ini mengajarkan ilmu agama dengan sistem halaqah, yaitu para santri duduk bersila di atas tikar dan mendengarkan guru membaca kitab yang sedang dipelajari, kemudian masing-masing murid secara bergantian membaca.

Pendidikan di Mekah

Untuk lebih memperdalam ilmu agama, Muhammad Zainuddin remaja berangkat menuntut ilmu ke Mekah diantar kedua orang tuanya, tiga orang, kemenakan dan beberapa orang keluarga, termasuk pula TGH. Syarafuddin. Pada saat itu beliau berusia 15 tahun, yaitu menjelang musim Haji tahun 1341 H/1923 M. Sesampai di Tanah Suci, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid langsung mencari rumah kontrakan di Suqullail, Mekah.

Belajar di Masjid al-Haram

Beberapa setelah musim Haji usai, TGH. Abd. Madjid mulai sibuk mencarikan guru buat anaknya. Sampailah pencarian TGH. Abd. Madjid pada sebuah halaqah. Syaikh yang mengajar di lingkaran tersebut bernama Syaikh Marzuki, seorang keturunan Arab kelahiran Palembang yang sudah lama mengajar mengaji di Masjid Haram, yang saat itu berusia sekitar 50 tahun. Disanalah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diserahkan untuk belajar.

Selain itu juga sempat belajar ilmu sastra pada ahli syair terkenal di Mekah, yakni Syaikh Muhammad Amin al-Kutbi dan pada saat itu berkenalan dengan Sayyid Muhsin Al-Palembani, seorang keturunan Arab kelahiran Palembang yang kemudian menjadi guru beliau di Madrasah al-Shaulatiyah.

Ketika ayah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pulang ke Lombok, ia langsung berhenti belajar mengaji pada Syaikh Marzuki, karena ia merasa tidak banyak mengalami perkembangan yang berarti dalam menuntut ilmu selama ini. Namun, ia belum sempat mencari guru, terjadi perang saudara antara kekuasaan Syarif Husein dengan golongan Wahabi

Belajar di Madrasah al-Shaulatiyah

Dua tahun setelah terjadinya huru hara tersebut, Muhammad Zainuddin Abdul Madjid muda berkenalan dengan seseorang yang bernama Haji Mawardi dari Jakarta. Dari perkenalannya itu ia diajak masuk belajar di madrasah al-Shaulatiyah, yang saat itu dipimpin oleh Syaikh Salim Rahmatullah. Pada hari pertama masuknya ia bertemu dengan Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath.

Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagai permulaan sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi. Madrasah ini sangat legendaris, gaungnya telah menggema di seluruh dunia dan telah menghasilkan banyak ulama-ulama besar dunia. TGKH. Muhammad Zainuddin masuk Madrasah al-Shaulatiyah pada tahun 1345 H (1927 M) yang waktu dipimpin (Mudir/Direktur), Syaikh Salim Rahmatullah yang merupakan cucu pendiri Madrasah al-Shaulatiyah. Sudah menjadi tradisi bahwa setiap thullab yang masuk di Madrasah Al-Shaulatiyah harus mengikuti tes masuk untuk menentukan kelas yang cocok bagi thullab. Demikian pula dengan TGKH. Muhammad Zainuddin, juga ditest terlebih dahulu. Secara kebetulan diuji langsung oleh Direktur al-Shaulatiyah sendiri, Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath.

Hasil test menentukan di kelas 3. mendengar keputusan itu, TGKH. Muhammad Zainuddin minta diperkenankan masuk kelas 2 dengan alasan ingin mendalam mata pelajaran ilmu Nahwu dan Sharaf. Semula Syaikh Hasan bersikeras agar TGKH. Muhammad Zainuddin masuk kelas 3, tetapi pada akhirnya melunak dan mengabulkan permohonan untuk masuk kelas 2 dan sejak itu TGKH. Muhammad Zainuddin secara resmi masuk Madrasah al-Shaulatiyah mulai dari kelas 2. Prestasi akademiknya sangat istimewa. Beliau berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum. Dengan kecerdasan yang luar biasa, TGKH. Muhammad Zainuddin berhasil menyelesaikan studi dalam waktu hanya 6 tahun, padahal normalnya adalah 9 tahun. Dari kelas 2, diloncatkan ke kelas 4, kemudian loncat kelas lagi dari kelas 4 ke kelas 6, kemudian pada tahun-tahun berikutnya naik kelas 7, 8 dan 9.

Sahabat sekelas TGKH. Muhammad Zainuddin bernama Syaikh Zakaria Abdullah Bila, mengakui kejeniusannya dan mengatakan: Syaikh Zainuddin itu adalah manusia ajaib di kelasku, karena kejeniusannya yang tinggi dan luar biasa dan saya sungguh menyadari hal ini. Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, dan kawan sekelasku dan saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi pada waktu saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah Al-Shaulatiyah Mekah.

Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari Madrasah Al-Shaulatiyah. Ijazahnya ditulis langsung oleh ahli khat terkenal di Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul dari direktur Madrasah al-Shaulatiyah. Prestasi istimewa itu memerlukan pengorbanan, ibunda yang selalu mendampingi selama belajar di Madrasah al-Shaulatiyah berpulang ke rahmatullah di Mekah. Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah al-Shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H dengan predikat "mumtaz" (Summa Cumlaude).

Setelah tamat dari Madrasah al-Shaulatiyah, tidak langsung pulang ke Lombok, tetapi bermukim lagi di Mekah selama dua tahun sambil menunggu adiknya yang masih belajar, yaitu Haji Muhammad Faisal. Waktu dua tahun itu dimanfaatkan untuk belajar antara lain belajar ilmu fiqh kepada Syaikh Abdul Hamid Abdullah al-Yamani. Dengan demikian, waktu belajar yang ditempuh selama di Tanah Suci Mekah adalah 13 kali musim haji atau kurang lebih 12 tahun. Ini berarti selama di Mekah sempat mengerjakan ibadah haji sebanyak 13 kali.


Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air, TGKH. Muhammad Zainuddin langsung melakukan safari dakwah ke berbagai lokasi di pulau Lombok, sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat. Pada waktu itu masyarakat menyebutnya 'Tuan Guru Bajang'. Semula, pada tahun 1934 mendirikan pesantren al-Mujahidin sebagai tempat pemuda-pemuda Sasak mempelajari agama dan selanjutnya pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan menamatkan santri (murid) pertama kali pada tahun ajaran 1940/1941.
Baca Selengkapnya

Silsilah Keturunan Syaikh Zainuddin Abdul Madjid

| 0 komentar


Silsilah Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak bisa diungkapkan secara jelas dan runtut, terutama silsilahnya ke atas, karena catatan dan dokumen silsilah keluarga beliau ikut hangus terbakar ketika rumahnya mengalami musibah kebakaran. Namun, menurut sejumlah kalangan bahwa asal usulnya dari keturunan orang-orang terpandang, yakni dan keturunan sultan-sultan Selaparang, sebuah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Pulau Lombok. Disebutkan bahwa Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan keturunan Kerajaan Selaparang yang ke-17.

Pendapat ini tentu saja paralel dengan analisa yang diajukan oleh seorang antropolog berkebangsaan Swedia bernama Sven Cederroth, yang merujuk pada kegiatan ziarah yang dilakukan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ke makam Selaparang pada tahun 1971, sebelum berlangsungnya kegiatan pemilihan umum (Pemilu). Praktek ziarah semacam ini memang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, termasuk masyarakat Sasak, untuk mengidentifikasikan diri dengan leluhurnya. Disamping itu pula, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak pernah secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap anggapan dan pernyataan-pernyataan yang selama ini beredar tentang silsilah ketununannya, yakni kaitan genetiknya dengan sultan-sultan Kerajaan Selaparang.

Keluarga

Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Kakak kandung beliau lima orang, yakni Siti Syarbini, Siti Cilah, Hajjah Saudah, Haji Muhammad Sabur dan Hajjah Masyitah.

Ayahandanya TGH. Abdul Madjid yang terkenal dengan penggilan "Guru Mu'minah" adalah seorang muballigh dan terkenal pemberani. Beliau pernah memimpin pertempuran melawan kaum penjajah, sedangkan ibundanya Hajjah Halimah al-Sa'diyah terkenal sangat salehah.

Sejak kecil al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terkenal sangat jujur dan cerdas. Karena itu tidaklah mengherankan bila ayah-bundanya memberikan perhatian istimewa dan menumpahkan kasih sayang begitu besar kepada beliau. Ketika melawat ke Tanah Suci Mekah untuk melanjutkan studi, ayah-bundanya ikut mengantar ke Tanah Suci. Ayahandanya-lah yang mencarikan guru tempat beliau belajar pertama kali di Masjid Haram dan sempat menemani beliau di Tanah Suci sampai dua kali musim haji. Sedangkan ibundanya Hajjah Halimatus Sa'diyah ikut bermukim di Tanah Suci mendampingi dan mengasuh beliau sampai ibundanya tercintanya itu berpulang ke rahmatullah tiga setengah tahun kemudian dan dimakamkan di Mu'alla Mekah.


Dengan demikian, tampak jelaslah betapa besar perhatian ayah-bundanya terhadap pendidikan beliau. Hal ini juga tercermin dari sikap ibundanya bahwa setiap kali beliau berangkat untuk menuntut ilmu, ibundanya selalu mendoakan dengan ucapan "Mudah mudahan engkau mendapat ilmu yang barakah" sambil berjabat tangan serta terus memperhatikan kepergian beliau sampai tidak terlihat lagi oleh pandangan mata. Pernah suatu ketika, beliau lupa pamit pada ibundanya. Beliau sudah jauh berjalan sampai ke pintu gerbang baru sang ibu melihatnya dan kemudian memanggil beliau untuk kembali, Gep, gep, gep (nama panggilan masa kecil beliau), koq lupa bersalaman?, ucap ibunda beliau dengan suara yang cukup keras. Akhirnya, beliau pun kembali menemui ibundanya sembari meminta maaf dan bersalaman. Lalu sang ibu mendoakan beliau. Mudah-mudahan anakku mendapatkan ilmu yang barokah. Setelah itu beliau kemudian berangkat ke sekolah. Hal ini merupakan suatu pertanda bahwa betapa besar kesadaran ibundanya akan penting dan mustajabnya doa ibu untuk sang anak sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah SAW, bahwa doa ibu menduduki rangking kedua setelah doa Rasul.
Baca Selengkapnya

Biografi syaikh Zainuddin Bin Syaikh Abdul Madjid

| 0 komentar


Maulana al-Syaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (disingkat menjadi Hamzanwadi = Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah) lahir di desa Pancor, Lombok Timur, 5 Agustus 1898 – meninggal di tempat yang sama, 21 Oktober 1997 pada umur 99 tahun, adalah pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa Islam yang terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB.

Kelahiran

'Al-Mukarram Maulana al-Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid' dilahirkan di Kampung Bermi, Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 17 Rabiul Awal 1316 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 Agustus 1898 Masehi dari perkawinan Tuan Guru Haji Abdul Madjid (beliau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Guru Mukminah atau Guru Minah) dengan seorang wanita shalihah bernama Hajjah Halimah al-Sa'diyah.

Nama kecil beliau adalah 'Muhammad Saggaf', nama ini dilatar belakangi oleh suatu peristiwa yang sangat menarik untuk dicermati, yakni tiga hari sebelum beliau dilahirkan ayahanda beliau, TGH. Abdul Madjid, didatangi orang waliyullah masing-masing dari Hadramaut dan Magrabi. Kedua waliyullah itu secara kebetulan mempunyai nama yang sama, yakni "Saqqaf". Kedua waliyullah itu berpesan kepada TGH. Abdul Madjid supaya anaknya yang akan lahir itu diberi nama "Saqqaf" yang artinya "tukang memperbaiki atap". Kata "Saqqaf" di Indonesia-kan menjadi "Saggaf" dan untuk dialek bahasa Sasak menjadi "Segep". Itulah sebabnya beliau sering dipanggil dengan "Gep" oleh ibunda beliau, Hajjah Halimah al-Sa'diyah.

Setelah menunaikan ibadah haji, nama kecil beliau tersebut diganti dengan 'Haji Muhammad Zainuddin'. Nama ini pun diberikan oleh ayah beliau sendiri yang diambil dari nama seorang ulama besar yang mengajar di Masjid al-Haram. Akhlak dan kepribadian ulama besar itu sangat menarik hati sang ayah. Nama ulama besar itu adalah Syaikh Muhammad Zainuddin Serawak, dari Serawak, Malaysia
Baca Selengkapnya

Cara mencintai Rasulullah SAW

| 0 komentar


Banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu 
hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta  Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allah mencintai nabi dan kekasihNya Muhammad SAW, sehingga kecintaan kepada  Rasulullah SAW adalah cabang dari kecintaan terhadap Allah. 

Semua itu telah dicontohkan oleh generasi terbaik sehingga sepatutnyalah manusia yang ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat mencontoh mereka 
Baca Selengkapnya
 
Support : Website Ilham | Website Mas Alwie | Mas Template
Copyright © 2015. Blog Pecinta Rasulullah SAW - Para Pengharap Syafaat|
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger