1. MENGUCAPKAN KALIMAT SYAHADAT KETIKA WAFAT
Diantara hadits-hadits yang menunjukkan hal itu adalah:
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda yang artinya:
"Barang siapa
yang pada akhir kalimatnya mengucapkan 'La ilaha illallah'-tiada ilah yang
berhak di ibadahi dengan benar selain allah- maka ia dimasukkan ke dalam
surga."
HR. Hakim dan selainnya dengan sanad hasan dari sahabat
Mu’adz رضي الله عنه Dan dari
jalan lain yang juga berasal darinya (Mu’adz رضي الله عنه)
dengan lafazh:
مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوْتُ وَهِيَ تَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنِّيْ رَسُولُ اللهِ, يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ
إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَـهَا
"Tidaklah satu jiwa meninggal dunia dan ia bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Alloh semata
dan bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Alloh, yang demikian itu berasal
dari hati yang yakin, melainkan Alloh akan memberikan ampunan padanya."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ahmad, dan selain keduanya.
Dishohihkan oleh Ibnu Hibban dan menurutku (Syaikh al-Albani) sanad hadits ini
adalah hasan, sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam ash-Shohiihah (no.
2278).
Hadits ini mempunyai syahid (penguat) dari hadits Abu
Huroiroh رضي الله عنه dan telah disebutkan dalam bab at-Talqin paragraf pertama, hal,
10. (Kitab Ahkamul Janaiz).
Hadits Kedua:
Dari Tholhah bin 'Ubaidillah رضي الله عنه dia
berkata, "'Umar melihat Tholhah bin 'Ubaidillah merasakan sakit yang
parah, kemudian dia bertanya, 'Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Fulan?
Apakah isteri pamanmu menyakitimu?' Dia berkata 'Tidak (dan dia memberikan
pujian kepada Abu Bakar), hanya saja aku pernah mendengar satu hadits dari
Rasulullah صلي
الله عليه وسلم dan tidak ada sesuatu pun
yang menghalangiku untuk bertanya kepada beliau mengenai hadits itu kecuali
kemampuan di atasnya sehingga beliau meninggal. Aku mendengar beliau bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat, tidaklah
seorang hamba mengucapkannya ketika hendak meninggal melainkan warnanya akan
menyinarinya (dia akan tampak cerah) dan Alloh melepaskan kesusahannya"
Tholhah berkata, "Maka 'Umar berkata, 'Sesungguhnya aku
mengetahui kalimat itu!' Tholhah berkata, 'Kalimat apakah itu?' 'Umar berkata,
'Tahukah engkau satu kalimat yang lebih agung dari kalimat yang beliau
perintahkan kepada pamanmu ketika hendak meninggal adalah: Laa ilaaha
illallah.' Tholhah berkata, 'Engkau benar, demi Alloh itulah kalimat
tersebut.'"
2. KETIKA WAFAT
DAHINYA BERKERINGAT
Ini
berdasarkan hadits dari Buraidah ibnul Khasib رضي الله عنه. Adalah Buraidah,
dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang tengah sakit, namun
didapatinya ia telah wafat, dan terlihat pada jidatnya berkeringat, kemudian
ia berkata, "Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda:
مَوْتُ
الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
'Matinya seorang
mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.'"
HR. Ahmad,
an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim, ath-Thayalusi dan
Abu Nu’aim. Hakim berkata Shohih berdasarkan syarat Muslim dan disepakati
Adz-Dzahabi.
3. WAFAT PADA MALAM JUM'AT ATAU HARI JUM'AT
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
'Tidaklah seorang
muslim yang wafat pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali pastilah Allah
menghindarkannya dari siksa kubur."
HR. Imam Ahmad
dan al-Fasawi didalam al-Ma’rifah melalui dua jalan dari Abdullah bin Amr, dan
at-Tirmidzi dari salah satu jalan. Dan hadits ini mempunyai syahid dari sahabat
Anas dan Jabir bin abdullah dan selain keduanya. Hadits ini hasan atau shohih
dengan seluruh jalan periwayatannya.
4. MATI SYAHID DALAM MEDAN PERANG
Mengenai hal ini Allah عزّوجلّ
berfirman:
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ. فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ
اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ
خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ. يَسْتَبْشِرُونَ
بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ
الْمُؤْمِنِينَ
"janganlah
kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka
itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira
disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang
hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul
mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari
Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
beriman." (Ali Imran: 169-171)
Adapun
hadits-hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم yang berkenaan dengan
masalah ini sangat banyak dijumpai, di antaranya adalah sebagai berikut.
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda
لِلشَّهِيْدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ
فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ الْفَزَعَ الْأَكْبَرَ، وَيُحَلَّى حِلْيَةَ
الْإِيْمَانِ، وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِيْنَ
إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ
"Bagi orang
yang mati syahid ada enam keistimewaan yaitu, diampuni dosanya sejak mulai
pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya di dalam surga, dilindungi dari
azab kubur dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan
iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memberikan syafa'at bagi
tujuh puluh orang kerabatnya." (HR at-Tirmidzi dan menshohihkannya, Ibnu
Majah, dan Ahmad)
Seorang sahabat
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم
dan berkata, Wahai Rasulullah, mengapa orang mukmin mengalami fitnah di kuburan
mereka kecuali yang mati syahid?' Beliau menjawab,:
'Cukuplah ia
menghadapi gemerlapnya pedang di atas kepalanya sebagai fitnah.'" (HR
an-Nasa'i dan sanadnya shohih)
Catatan
Dapatlah
memperoleh mati syahid asalkan permintaannya benar-benar muncul dari lubuk hati
dan dengan penuh keikhlasan, kendatipun ia tidak mendapat kesempatan mati
syahid dalam peperangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
مَنْ سَأَلَ الله الشُّهَادَةَ بِصِدْقِ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ
الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَي فِرَاشِهِ
"Barangsiapa
yang memohon mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan
menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati di atas
ranjangnya." (HR Imam Muslim dan al-Baihaqi)